Marah, Kapitra Bikin Ijtima Ulama Tandingan: Kita Lebih Besar!


.com Forum ijtima ulama yang merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai capres, menciptakan Kapitra Ampera kecewa berat.

Pasalnya, lembaga tersebut tak merekomendasikan Habib Rizieq Shihab sebagai capres, sebagaimana rekomendasi Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) beberapwa waktu lalu.

Baca Juga

Dalam rekomendasi PA 212 itu, nama Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu berada di urutan teratas dari empat nama lainnya.

Disusul Prabowo, Tuan Guru Bajang, Yusril Ihza Mahendra dan Zulkifli Hasan.

Sedangkan untuk cawapresnya antara lain, Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Yusri Ihza Mahendra, Anies Matta dan Zulkifli Hasan.

Ada juga nama Eggi Sudjana, Ustadz Bachtiar Nasir, Prabowo dan Anies Baswedan.

Karena itu, advokat yang mengklaim dirinya masih pengacara Habib Rizieq itu menegaskan lebih baik menentukan Jokowi ketimbang mantan menantu Presiden Soeharto itu.

Tak hanya itu, caleg PDIP untuk dewan perwakilan rakyat RI dari Dapil 2 Riau itu menegaskan akan menciptakan lembaga ijtima ulama tandingan.

Demikian disampaikan Kapitra dalam konferens pers di Hotal Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (29/7/2018).

Saat ini, terangnya, pihakya sedang berkonsolidasi.

“Kita lagi konsolidasi dan kita akan berusaha membatalkan itu (rekomendasi ijtima ulama)” katanya.

Advokat yang mengklaim dirinya masih menjadi pengacara Habib Rizieq itu pun tegas akan menciptakan lembaga tandingan.

“Kalau perlu bikin ijtima ulama tandingan. Yang kita adakan lebih besar,” tegasnya.

Upaya itu, terang dia, ialah aspirasi yang diterimanya dari banyak sekali kawasan di Indonesia.

Pasalnya, tidak lain sebab kecewa dengan hasil keputusan dan rekomendasi yang diberikan kepada Prabowo Subianto.

Padahal, lanjutnya, banyak sekali yang menginginkan biar Habib Rizieq dicalonkan menjadi capres.

“Tapi kenyataannya ialah bahwa yang dicalonkan itu tokoh partai,” jelasnya.

Bagi Kapitra, pencapresan Habib Rizieq ialah harga mati yang tak dapat ditawar lagi.

Andai jadi cawapres mantan menantu Presiden Soeharto itu, ia menegaskan itu sama saja dengan sebuah penghinaan.

“Gak bisa. Itu penghinaan terhadap ulama. Rizieq Shihab presidennya,” lanjut Kapitra.

Kapitra sendiri meyakini, pemasangan Prabowo-UAS itu tidak lain untuk mendongkrak mantan Danjen Kopassus itu.

“Prabowo dan UAS hanya kamuflase untuk mendongkrak. UAS sendiri telah menolak,” kata Kapitra.

Sedangkan Prabowo-Salim Segaf, ialah sebuah settingan seperti keputusan itu ialah keputusan ulama.

“Mereka setting. Makara menjustifikasi seperti putusan ulama. Makara koalisi umat harus ikut sebab ulama telah memutuskan,” sebutnya.

Sebaliknya, ia justru meyakini sudah ada pembicaraan sebelum keputusan itu diambil.

“Ini trik dan bukan pure (murni) pilihan. Pasti sudah ada pembicaraan dan dibawa kesana,” katanya.

Karena itu, ia menilai bahwa hasil dan rekomendasi itu sama sekali tidak mewakili umat.

“Itu tidak mewakili kita. Itu impian mereka, deal partai, bukan keputusan ulama,” tegasnya.

Hal lain yang menurutnya janggal ialah munculnya nama Salim Segaf Al-Jufri.

Nyatanya, nama itu bukan salah satu dari lima nama yang direkomendasi munas ulama yang digawangi Persaudaraan Alumni 212 beberapa waktu lalu.

Dalam rekomendasi capres PA 212 itu, berada di urutan paling atas ialah Habib Rizieq Shihab.

Disusul Prabowo, Tuan Guru Bajang, Yusril Ihza Mahendra dan Zulkifli Hasan.

Sedangkan untuk cawapresnya antara lain, Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Yusri Ihza Mahendra, Anies Matta dan Zulkifli Hasan.

Ada juga nama Eggi Sudjana, Ustadz Bachtiar Nasir, Prabowo dan Anies Baswedan.

“Kenapa Habib Salim? Kenapa tidak yang lain?” heran dia.







Sumber: pojoksatu.id

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Marah, Kapitra Bikin Ijtima Ulama Tandingan: Kita Lebih Besar!"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel