Tanggapi Postingan Fadli Zon, Jubir Psi Tertawakan 'Pembisik' Di Sekeliling Prabowo Subianto
.com Juru Bicara Paretai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi, tampak menanggapi postingan Fadli Zon.
Baca Juga
Prabowo: Mata Uang RI Tambah Lemah, Kita Makin Miskin, BUMN Dijual Diam-diam," tulisnya dalam akun Twitter @fadlizon.
Menanggapi hal tersebut, Dedek Prayudi membenarkan apabila mata uang RI semakin melemah terhadap dolar.
Ia pun lantas menertawakan orang-orang yang ada di sekeliling Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Menurutnya, orang-orang yang menawarkan informasi kepada Prabowo tidak menawarkan data yang benar.
"Mata uang melemah = betul Kita tambah miskin = hoax BUMN dijual belakang layar = tipuan
@prabowo : 2 hoax dalam 3 pernyataan. Saya tetap tidak ingin meremehkan kapasitas beliau, saya hanya mentertawakan pembisik disekeliling beliau. Tidak ada data = HOAX.," tulisnya dalam akun @Uki23.
Sementara itu, terkait data kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan semenjak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018.
Diberitakan Tribunnews, dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.
"Maret 2018 untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam 1 digit. Kalau dilihat sebelumnya, biasanya 2 digit, jadi ini memang pertama kali dan terendah," kata Kepala BPS, Suhariyanto, ketika menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (16/7/2018).
Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu September 2017, persentase kemiskinan tercatat sebesar 10,12 persen atau setara dengan 26, 58 juta orang penduduk miskin di Indonesia.
Bila dirinci lagi, terdapat penurunan persentase penduduk miskin baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Persentase penduduk miskin di perkotaan per Maret 2018 sebesar 7,02 persen, turun dibandingkan September 2017 sebesar 7,26 persen.
Sama halnya dengan di perdesaan, di mana persentasenya pada Maret 2018 sebesar 13,20 persen, turun dari posisi September 2017 sebesar 13,47 persen.
Suhariyanto mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan dari September 2017 hingga Maret 2018, yakni inflasi umum dalam periode itu sebesar 1,92 persen.
Serta rata-rata pengeluaran per kapita tiap bulan untuk rumah tangga di 40 persen lapisan terbawah yang tumbuh 3,06 persen.
Faktor lain yaitu proteksi sosial tunai dari pemerintah yang tumbuh 87,6 persen pada kuartal I 2018 atau lebih tinggi dibanding kuartal I 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.
Selain itu, juga dari kegiatan beras sejahtera (rastra) dan proteksi pangan non-tunai kuartal I yang tersalurkan sesuai jadwal.
"Lalu alasannya yakni nilai tukar petani Maret 2018 di atas angka 100, yaitu 101,94, dan kenaikan harga beras sebesar 8,57 persen pada September 2017 hingga Maret 2018 yang disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan jadi tidak secepat periode Maret 2017 hingga September 2017," kata Suhariyanto.
Sementara itu, jikalau ditarik mundur, pada 1999 Indonesia mencatat persentase kemiskinan paling tinggi, sebesar 23,43 persen atau setara dengan 47,97 juta penduduk miskin.
Angka kemiskinan pada tahun-tahun berikutnya secara sedikit demi sedikit menurun meski sempat beberapa kali naik pada periode tertentu.
"Tetapi, berdasarkan saya, kita masih punya banyak PR, bagaimana semoga kebijakan-kebijakannya lebih sempurna target sehingga penurunan kemiskinannya menjadi lebih tepat," imbuh Suhariyanto. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Sumber: tribunnews.com
0 Response to "Tanggapi Postingan Fadli Zon, Jubir Psi Tertawakan 'Pembisik' Di Sekeliling Prabowo Subianto"
Posting Komentar